PENGUATAN PEREKONOMIAN DESA MELALUI SOSIALISASI PEMBUATAN KALDU BUBUK NON MSG DI DESA KEBONTUNGGUL, GONDANG

DOI:
https://doi.org/10.36456/abadimas.v3.i2.a2189
Keywords:
msg, penyedap, desa kebontunggul, diseminasiAbstract
Kaldu bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia karena kaldu adalah salah satu jenis rasa gurih
yang mengandung ekstrak tertentu dan dengan tambahan bahan makanan lain atau tanpa bahan
tambahan lainnya yang diizinkan. Kaldu instan komersial yang dijual di pasaran sebagian besar
diberi tambahan Monosodium Glutamate. (MSG) sebagai penambah rasa. Penggunaan penguat rasa
MSG masih menjadi perdebatan di masyarakat. Robert Ho Man Kwok pada tahun 1968, New
England Journal of Medicine Chinese Restaurant Syndrome (CRS), dan kontroversi keamanan
MSG yang digunakan masih berlanjut hingga hari ini meskipun Food and Drug Administration
(FDA) mengeluarkan pernyataan bahwa penggunaan MSG dalam batas yang wajar batas tidak
membahayakan kesehatan manusia. Hasil diseminasi Produksi Kaldu Non MSG diikuti oleh 20 ibu
PKK yang mewakili setiap dusun di Desa Kebontunggul, yaitu desa Penumpang, desa Sengon, desa
Jemanik dan desa Kudur. Kegiatan dimulai dari pukul 10:00 hingga 11:00. Materi yang disajikan
meliputi pengetahuan umum tentang kaldu bubuk, bahaya MSG untuk anak-anak dan orang
dewasa, bahan dasar kaldu bubuk non MSG, cara membuat kaldu bubuk non MSG, dan demo
untuk membuat kaldu bubuk non MSG.