Studi Tentang Pendidikan Seks dan Perilaku Seksual Pada Remaja di SMPN 2 Krembung

DOI:
https://doi.org/10.36456/embrio.vol7.no.a172
Keywords:
pendidikan seks, perilaku seksual remajaAbstract
Kehidupan seks bebas telah merebak ke kalangan kehidupan remaja dan anak. Maraknya tayangan pornografi dan pornoaksi di tengah masyarakat mempengaruhi merebaknya penyimpangan seksual di kalangan pelajar. Indonesia sehat tahun 2010 memiliki target menurunkan prevalens, permasalahan remaja secara umum termasuk target remaja mendapatkan akses pelayanan reproduksi remaja melalui jalur sekolah. Pendidikan seks bertujuan anak dapat melewati masa pra reproduksi terhindar dari perilaku yang menyimpang dari moral maupun kehidupan seksual yang tidak sehat. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk kebijakan dalam memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya pendidikan seks. Desain penelitian digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian siswa SMPN 2 Krembung kelas IX. Sampel sebanyak 67 responden. Teknik sampling total sampling. Variabel pada penelitian ini adalah Pendidikan Seks dan Perilaku Seksual Remaja. Data diambil dengan pengisian kuesioner berisi 26 pertanyaan. Teknik analisis data menggunakan deskriftif persentase dan metode statistic Chi Square dengan instrument SPSS 2.0. Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 59 (88,06%) responden sebagian besar mendapatkan informasi seks, 35 (24%) responden sebagian besar mendapat informasi seks dari lingkungan sekolah yaitu guru dan perpustakaan.Hampir seluruh responden menyatakan mendapatkan pendidikan seks. Hampir seluruh responden memiliki perilaku seksual tidak beresiko. Hasil uji hipotesis dengan statistik chi square didapatkan p-value sebesar 0,341 dan nilai chi squarenya sebesar 0,906. Karena nilai signifikansi 0,341 >(0,05) maka tidak ada hubungan antara pendidikan seks dengan perilaku seksual remaja di SMPN 2 Krembung. Peran serta tenaga kesehatan dalam pendidikan seksual pada remaja sangat minim. Perlu ditingkatkan lagi KIE tentang pendidikan seksual yang baik dan benar dari sisi kesehatan oleh tenaga kesehatan.
Downloads
References
Arikunto, S. 2006. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Betty, S. 2002. Pendidikan Perilaku Seks Remaja. Jakarta. www.google.co.id
Dianawati,A. 2003. Pendidikan Seks untuk Remaja. Jakarta : Kawan Pustaka
Gunoto, 2005. Persepsi Seks Bebas di Kalangan Remaja. www.bkkbn.co.id
Hady. 2009. Pendidikan Seks Upaya Preventif Perilaku Seksual Pranikah. http://.wordpress.com/2009/02/24/pendidikan-seksupaya-preventif- perilakuseksual-pra-nikah/. Diakses pada Tanggal 10 Maret 2016.
Hurlock, E.B. 2000. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Hyde, J.S. 1990. Understanding Human Sexuality. Saint Louis : Mc Graw-Hill, inc.
Irawati, I.1999. Modul Perkembangan Seksualitas Remaja. Bandung : PKBI – UNFPA.
Ircham,M. 2005. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan.Yogyakarta: Fitra Maya.
Luthfie, R.E. 2009. Fenomena Perilaku Seksual Pada Remaja (Sexual Behaviour Phenomena on Young People), Jurnal Ceria.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam,S.P. 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika.
Santrock, J.W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja . Alih bahasa oleh : Shinto B.A dan S. Saragih. Jakarta : Erlangga.
Sarwono, S.W.2010. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Soedjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya . Jakarta : Sagung Seto.
Soetjiningsih. 2008. Perilaku seksual pranikah pada remaja Usia 15 - 18 Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2).
Subandowo. 2010. Pedoman Penelitian. Surabaya : UNIPA
Sugiono.2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Yusuf, S.2010.Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Remaja Rosda Karya.