Comprehensive Sexuality Education Sebagai Pencegahan Terhadap Kekerasan Seksual Pada Siswa-Siswi SMP 8 Surabaya
Abstract views: 1333DOI:
https://doi.org/10.36456/penamas.vol4.no1.a2382Keywords:
Comprehensive Sexuality Education, Pencegahan, Kekerasan Seksual.Abstract
Kekerasan seksual di Jawa Timur menunjukkan angka yang memprihatinkan. Menurut data Polda Jatim jumlah kekerasan seksual selama bulan Januari-Februari 2019 di Jawa Timur mencapai 117 anak (merdeka.com diunduh 12 Agustus 2019). Sebagian besar korban mengalami kekerasan seksual di rumah dan menyusul tempat kedua adalah sekolah. Ironis memang, tempat yang seharusnya aman malah menjadi tempat membahayakan bagi anak. Permasalahan yang kerap terjadi pada korban kekerasan seksual adalah viktimasasi seksua yaitu korban merasa hal tersebut adalah aib sehingga kasus-kasus kekerasan seksual pun laksana gunung es, dimana banyak korban yang enggan atau tidak melaporkan. Untuk itu maka, upaya pencegahan kekerasan seksual diperlukan untuk memberikan pengetahuan kepada anak agar anak mampu melakukan deteksi diri terkait bahaya-bahaya yang bisa saja mengancam dimanapun dia berada. Upaya pencegahan ini diberikan dalam bentuk psikoedukasi kepada siswa-siswi SMP di SMP 8 Surabaya dengan jumlah siswa yang mengikuti Psikoeduasi berjumlah 54 orang. Untuk mengetahui efektifitas program psikoedukasi yang diberi nama comprehensive sexuality education ini, maka siswa-siswi yang menjadi partisipan diminta untuk mengisi pre-test dan setelah mengikuti program partisipan diminta untuk menjawab post-test guna mengukur pemahaman partisipan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kedua test tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan materi terkait pendidikan seksual. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mulai memahami hal apa saja yang sebaiknya dapat ia lakukan sehingga dapat terhindar dari kekerasan seksual, termasuk resiko yang akan diterima ketika mereka melakukan hubungan seksual.