STUDI KARAKTERISTIK ORNAMEN PADA “OMPROK” TARI GANDRUNG DI DESA KEMIREN KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI
Abstract views: 100Abstract
Banyuwangi terdapat dua kesenian tradisional yang sangat populer, yakni kesenian Seblang dan kesenian Gandrung disamping kesenian Angklung. Dalam perjalanannya kesenian Seblang tidak terlalu banyak mengalami perubahan, hal ini dikarenakan fungsi dan sifatnya sangat religi. Kesenian Seblang hanya dimainkan satu kali dalam satu tahun, yakni dua hari setelah hari raya Idul Fitri, dan ini hanya dimainkan di dua desa, yaitu desa Olesari dan Bakungan. Beda halnya dengan kesenian Gandrung. Kesenian Gandrung mengalami cukup banyak perubahan sesuai dengan keadaan yang terjadi pada masanya. Hal ini dikarenakan fungsi kesenian Gandrung lebih untuk hiburan (Dariharto, 2009). Akan tetapi dalam beberapa kesempatan kesenian Gandrung juga berfungsi untuk ritual, seperti untuk mengiringi ritual Petik Laut. Peran dan fungsi kesenian Gandrung berubah ketika memasuki masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Kesenian Gandrung berfungsi sebagai media hiburan dan sekaligus menjadi bagian dari program pemerintah untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional. Selain itu juga belum ditemukan bukti mengenai peranan kesenian Gandrung dalam upaya pemerintah untuk menguatkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia. Padahal waktu itu pemerintah memang tengah berupaya untuk menguatkan rasa nasionalisme rakyat Indonesia. Dalam dunia seni saat itu muncul moto yang terkenal, yang sering didengungkan oleh pemerintah, yaitu “Seni untuk seni No, Seni untuk revolusi Yes!!” (Sumaryono, 2006). Dari moto ini bisa digambarkan bahwa usaha pemerintah untuk menguatkan rasa nasionalisme kebangsaan ini masuk dalam berbagai macam bidang selain bidang politik.