PERBANDINGAN KANDUNGAN SAPONIN ANTARA AKAR RAMBUT DENGAN UMBI TANAMAN GINSENG JAWA (Talinum paniculatum Gaertn.)
Abstract views: 988DOI:
https://doi.org/10.36456/stigma.vol8.no02.a254Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan kandungan saponin akar rambut tanaman ginseng Jawa (Talinum paniculatum Gaertn) yang diinisiasi dari daun dengan kandungan saponin umbi tanaman ginseng Jawa yang dikultivasi secara in vivo. Akar rambut diperoleh dari hasil kultivasi in vitro di medium MS cair bebas hormon dalam bioreaktor bergelembung tipe balon (BBTB). Kultur dipelihara selama 28 hari. Umbi tanaman ginseng Jawa diperoleh dari tanaman ginseng Jawa yang dikultivasi secara in vivo. Tanaman dipelihara sampai usia 3 dan 6 bulan. Hasil analisa kromatografi lapis tipis menunjukkan kandungan saponin akar rambut lebih tinggi dibandingkan kandungan saponi akar dan umbi tanaman ginseng Jawa. Rendahnya kandungan saponin akar dan umbi diketahui dari warna noda yang samar atau kurang jelas. Tingginya kandungan saponin akar rambut diketahui dari luas noda saponin yang terlihat jelas dengan intensitas warna hijau pekat. Pendeknya waktu kultivasi dan tingginya kandungan saponin akar rambut ginseng Jawa dibandingkan umbi tanaman induknya merupakan suatu peluang dan potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan pasar akan zat aktif ginseng Jawa.Downloads
References
Anonim. 2006. Monograph: Eleutherococcus senticosus. Alternative Medicine Review. 10:151-155.
Banerjee S., Rahman L., Uniyal G.C and Ahuja P. S. 1998. Enhanced production of valepotriates by
Agrobacterium rhizogenes induced hairy root cultures of Valeriana wallichii DC. Plant Sci.
:203–208.
Choi, Yong-Eui., Kim, Yoon-Soo and Paek, Kee-Yoeup. 2008. Type and designs of bioreactor for hairy root culture. In: S. Duta Gupta dan Y. Ibaraki Eds, Plant Tissue Culture Engineering. Springer, Netherland.
Court W.E. 2006. Ginseng the genus panax. Hardwood Academic Publisher.
Hopkins, W.G. 1999. Introduction to Plant Physiology. John Wiley and Sons, Inc. Toronto.
Kieran P. M., MacLoughlin P. F and Malone D. M. 1997. Plant cell suspension cultures: some engineering considerations. J. Biotechnol. 59: 39–52.
Kittipongpatana N., Hock R.S and Porter J.R. 1998. Production of solasodine by hairy root, callus, and cell suspension cultures of Solanum aviculare Forst.
Plant Cell Tiss Organ Cult. 52:133–143.
Komatsu, M. 1992. Studies on the constituens of Talinum paniculatum Gaertner. Zasshi, Yagukaku.
Manuhara Y.S.W., Yachya A., Kristanti A.N. 2012. Effect of aeration and inoculum density on biomass and saponin content of Talinum paniculatum Gaertn. hairy roots in balloon-type bubble bioreactor. J Pharm Biomed Sci. 2(4): 47-52.
Neuman, Karl_Hermann., Kumar, A and Imani, J. 2009.
Plant cell and tissue culture - a tool in biotechnology : basic and application. Springer-Verlag, Berlin.
Nugroho, Y.T., Widowati, L., Pudjiastuti dan Nuratmi, B. 2005. Toksiksitas akut dan khasiat ekstrak som Jawa (Talinum paniculatum Gaertn,) sebagai stimulan. Jurnal ilmu Kefarmasian Indonesia. 3:17-20.
Pollard, J.T and Walker, J.M. 1990. Method in molecular biology 6 : plant cell and tissue culture. Humana Press, New Jersey.
Pritts, K.D. 1995. Ginseng : how to find, grow and use america's forest gold. Stachpole Books. Mechanicsburg, USA.
Stahl E. 1995. Drug analysis by chromatography. Ann Arbor Science Publisher, Inc, Michigan.
Wijayakusuma, H. 1994. Tanaman berkhasiat obat Indonesia, Jilid 3. Pustaka Kartini, Jakarta.
Winarni, D. 2006. Efek ekstrak akar ginseng Jawa dan korea terhadap perubahan perilaku mencit jantan.
Laporan Penelitian DIPA-PNBP UNAIR. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Airlangga Surabaya