AKTIVITAS LARVASIDA EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides L.) DAN BUNGA KENANGA (Cananga odorata L.) TERHADAP NYAMUK DEMAM BERDARAH (Aedes Aegypti L.)

DOI:
https://doi.org/10.36456/stigma.vol7.no2.a514
Abstract
Kontrol penyebaran penyakit demam berdarah dapat dilakukan melalui pemberatasan larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvasida ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides L.) dan bunga kenanga (Cananga odorata L.) pada larva nyamuk Aedes aegypti L. Sebanyak 500 ekor larva Aedes aegypti instar III dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 250 ekor. Kelompok pertama dibagi 5, masing-masing 25 ekor dimasukan ke dalam toples kaca dan disemprot ekstrak daun bandotan dengan konsentrasi 0, 1,0, 2,0, 3,0, dan 4,0 g/l. Kelompok kedua dibagi 5, masing-masing 25 ekor dimasukan ke dalam toples kaca dan disemprot ekstrak bungan kenanga dengan konsentrasi 0, 1,0, 2,0, 3,0, dan 4,0 g/l dalam air. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penyemprotan ekstrak daun bandotan dan ekstrak bunga kenanga berpegaruh signifikan (P<0,05) terhadap mortalitas larva nyamuk A aegypti. Mortalitas tertinggi larva nyamuk A aegypti diperoleh pada penyemprotan ekstrak daun bandotan dan ekstrak bunga kenanga 4,0 g/l dengan rata-rata mortalitas larva masing-masing 18 ekor dan 22 ekor larva. Hasil uji-t menunjukan bahwa mortalitas larva nyamuk A aegypti yang disemprot ekstrak bunga kenanga signifikan (P<0,0%) lebih tinggi dibandingkan mortalitas larva nyamuk A aegypti yang disemprot ekstrak daun bandotan. Dapat di simpulkan bahwa ekstrak daun bandotan dan bunga kenanga mempunyai aktivitas larvasida pada pada larva nyamuk Aedes aegypti L. Aktivitas larvasida ekstrak bunga kenanga pada larva nyamuk Aedes aegypti lebih tinggi dibandingkan aktivitas larvasida daun bandotan. Kata kunci: daun bandotan, bunga kenanga, Aedes aegypti, dan mortalitasDownloads
References
Masada. 1947. Komponen komponen minyak atsiri kenanga: Penebar Swadaya.
Nurjannah. 2004., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press, Yogyakarta, 1995. Prijono, D. 1994. Teknik Pemanfaatan Insektisida Botanis. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Diakses pada 30 September 2009. Soebaktiningsih,
Dewi Lestari (2005)., Pedoman Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti.2009. Supartha,I. 2008. Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae).
Steenis, C.G.G.J, 1975, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita, Jakarta. Untung. 1993. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya.
Wijana dan Ngurah.1982., Perilaku Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sangat Penting Diketahui Dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk Pemantauan JentikBerkala.
Yudhastuti,R dan Vidiyani, A. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya.
Yunus. 2008. Bunga kenanga Sebagai Tanaman Pengharum ruangan Menuju Kebutuhan pokok