PENGARUH PEMBERIAN DOSIS EM4 DAN DOLOMIT TERHADAP HASIL DARI PUPUK ORGANIK GRANUL

DOI:
https://doi.org/10.36456/waktu.v17i2.2134
Keywords:
feses ayam, pupuk granul, komposAbstract
Limbah pertenakan adalah salah satu penyebab yang dapat mencemari lingkungan sekitar dan tanah. Sampah atau limbah saat ini menjadi persoalan pokok di kota-kota besar, khususnya di Indonesia. Saat ini limbah peternakan banyak dan melimpah di seluruh Indonesia yang bisa membuat tercemarnya lingkungan sekitar ataupun tanah yang subur sehingga dampaknya sangat berbahaya bagi masyarakat. Feses dapat diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat sehingga memiliki nilai ekonomi. Bahkan, limbah dapat dimanfaatkan menjadi produk baru (waste to product) dan menjadi energi (waste to energy). Pupuk organik seperti pupuk kandang ayam merupakan salah satu jenis bahan organik yang memiliki keunggulan dalam menyediakan hara bagi tanaman terutama unsur hara makro dan mikro walaupun dalam jumlah relatif sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis EM4 dan dolomit terhadap hasil dari pupuk organik granul. Hasil dari penelitian ini yaitu pada perlakuan pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan masing-masing 3 kali replikasi menhasilkan parameter nitrogen, phosphor dan kalium memenuhi syarat permentan no 70 tahun 2011. Sedangkan untuk parameter karbon dan C/N rasio pada perlakuan pertama dan kedua memenuhi persyaratan sedangkan perlakuan ke ketiga dan keempat tidak memenuhi persyaratan permentan no 70 tahun 2011.
Downloads
References
Argo et all. (2012). Optimasi Penambahan Unsur Hara NPK pada Limbah Biogas dan Kompos Kambing Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik Granul dengan Menggunakan Progam Linier. Jurnal Teknologi Pertanian
Campbell. (2010). Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Tanah dan Membentuk Senyawa Kompleks Dengan Ion Logam YangMeracuni Tanaman.Jakarta. Kloepper.
Djuarnani. (2005). Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta. Agro Media Pustaka.
Indriani. (2000). Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta. Penebar Swadaya.
Isroi. (2008). Kompos. Bogor, Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Kementrian Pertanian. (2010). Petunjuk Praktis Manajemen Umum Limbah Ternak untuk Kompos dan Biogas. NTB, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Marsono dan Lingga. (2013). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta. Penebar Swadaya.
Mulyono. (2014). Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
Nugroho. (2013). Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Yogyakarta. Pustaka baru press.
Pengaribuan, Yasir, dan Utami. (2012). Dampak Bokashi Kotoran Ternak dalam Pengurangan Pemakaian Pupuk Anorganik pada Budidaya Tanaman Tomat.Indonesia. J. Agron.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/permentan/SR.140/10/2011 Tentang Pupuk Organik Granul dari Aneka Limbah.
Permata, dkk. (2014). Pemanfaatan Limbah Kulit Ari Keledai dari Industri Rumahan Tempe menjadi Pupuk Granul. Gema Kesehatan Linkungan.
Rosmarkan, Afandie, dan Nasih. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta. kamisius (Anggota IKAPI).
Sriharti. (2008). Pemanfaatan Limbah Pisang Untuk Pembuatan Pupuk Kompos Menggunakan Kompos Rotary Drum. Yogyakarta. Prosising Seminar Nasional Bidang Teknik Kimia dan Tekstil.
Subhan, Hamzah, dan Wahab. (2008). Aplikasi bokashi kotoran ayam pada tanaman melon. Jurnal Agrisistem.
Sudiarto. (2008). “Pengelolaan Limbah Terpadu dan Agribisnis yang Berwawasan Lingkungan”. Bandung, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 52-60.
Wahyono, dkk. (2011). Membuat Pupuk Organik Granul dari Aneka Limbah. Jakarta. Argo Media Pustaka.
Widodo. (2008). Kotoran (Tai) Ayam. http://www.organikilo.co/2014/12/ kandungan-unsur-hara-kotoran-sapi-htm.
Winarso. (2005). Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah, Gava Media. Yogyakara.
Yuliarti dan Nurheti. (2009). 1001Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta. Lily Publisher.
Yuwono. (2006). Kompos. Jakarta. Penebar Swadaya
Widarti, Wardhini, dan Sarwono. (2015). Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku Pada
Pembuatan Kompos Dari Kubis Dan Kulit Pisang. Samarinda. Gunung Kelua, 5(2), 75-80.
Purnomo, Sutrisno, dan Sumiyati. (2017). Pengaruh Variasi C/N Rasio Terhadap Produksi Kompos Dan Kandungan Kalium (K), Pospat (P) Dari Batang Pisang Dengan Kombinasi Kotoran Sapi Dalam Sistem Vermicomposting. Semarang. Indonesia.