PENATAAN KAWASAN PULAU MANSINAM SEBAGAI OBYEK WISATA ALAM DI TELUK DORERI KABUPATEN MANOKWARI PROPINSI PAPUA BARAT
Abstract views: 238DOI:
https://doi.org/10.36456/waktu.v12i1.813Keywords:
Penataan kawasan, Pembangunan Berkelanjutan, SWOTAbstract
Perkembangan pariwisata sudah sedemikian pesat dan terjadi suatu fenomena yang
sangat global dengan melibatkan jutaan manusia, baik di kalangan masyarakat, industri pariwisata
maupun kalangan pemerintah. Oleh karena itu pariwisata perlu ditata secara berkelanjutan.
Pariwisata di Indonesia sudah termasuk dalam sektor ekonomi yang penting bahkan dapat
diharapkan sebagai penghasil devisa utama. Kawasan pesisir pantai merupakan obyek yang
sangat diminati para wisatawan baik lokal maupun regional.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang mempengaruhi minat dan
jumlah pengunjung, sarana dan prasarana, serta konsep penataan dalam mendukung program
wisata alam di Pulau Mansinam.
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dengan mtode teknik wawancara dan
kuesioner. Hasil penelitian dengan analisis SWOT menunjukan bahwa obyek wisata Pulau
Mansinam sangat berpeluang atau mempunyai prospek kekuatan yang dapat ditata untuk di
kembangkan guna meningkatkan ekonomi daerah.
Downloads
References
A. Yoeti, Oka, 1996, Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa
A. Yoeti, Oka, 1997, Perencanaan Pariwisata Terpadu : Angkasa
A. Yoeti, Oka, 1997, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata, Jakarta : PT Pradnya
Paramita
Ayris, tourism objects & investment opportunities, edisi 2011
Hadinoto Prof.Ir. Kusudianto, 1996, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, Jakarta :
PT UI press
Happy Marpaung, Drs, 2000, Pengetahuan Kepariwisataan : Penerbit Alfabeta
Jurnal legenda sejuta potensi, edisi 2011
Jurnal tourism office and the regional of culture, edisi 2011
Kusmayadi, Ir & Endar Sugiarto, Ir,MM, Metodologi Penelitian Bidang Kepariwisataan, PT
Gramedia, 2000
Musanef, 1995, Manajemen Usaha Pariwisata, Jakarta : Gunung Agung
Pusat Penelitian Kepariwisataan, Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan, 1997, ITB