DAMPAK LUMPUR LAPINDO TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN PESISIR SIDOARJO DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DOI:
https://doi.org/10.36456/waktu.v10i2.865
Keywords:
Lumpur lapindo, pesisir, pembangunan berkelanjutanAbstract
Kabupaten Sidoarjo memiliki pantai di wilayah timur sepanjang sekitar 27 km yang
melintasi Kecamatan Sedati, Buduran, Sidoarjo, Porong dan Jabon. Bencana lumpur Sidoarjo
yang terjadi pada tahun 2006 telah berdampak luas bagi kehidupan masyarakat di pantai wilayah
timur tersebut, baik dari segi sosial ekonomi masyarakat, kondisi lingkungan pesisir, kegiata n
usaha maupun kegiatan transportasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa bagaimana kondisi
kualitas lingkungan yang ada di pesisir Sidoarjo akibat adanya lumpur lapindo. Metode penelitian
yang digunakan adalah dengan melakukan surve data sekunder dan data primer kepada
masyarakat pesisir yang menjadi responden terpilih. Analisis yang digunakan adalah analisa
deskriptif dan analisa uji kualitas air dan tanah yang berdampak pada potensi hasil perikanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kondisi sosial
secara psikologis dan kondisi ekonomi secara umum. Secara sosial dan ekonomi, saat ini
pemerintah dan pihak perusahaan sudah memberikan solusi dalam hal ini adalah ganti rugi.
Namun kebijakan tersebut masih bersifat sepihak artinya antar korban masih terjadi ketimpangan
atas biaya ganti rugi yang diberikan oleh pemerintah dan pihak perusahaan, sehingga masih
sering terjadi demonstrasi diantara korban atas ketimpangan tersebut. Sedangkan ha sil analisa
kualitas lingkungan dengan uji laboratorium kualitas air dan tanah menunjukkan bahwa adanya
bencana lumpur lapindo tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kegiatan perikanan tambak,
hal ini ditunjukkan dengan hasil produksi perikanan tambak dari tahun 2006 sampai 2010
mengalami kenaikan.
Downloads
References
Bowen, R, Riley, C (2003) Socio-economic indicators and integrated coastal management. Journal
Ocean & Coastal Management 46, 299–312
Baun, P. S (2008) Kajian Pengembangan Pemanfaatan Ruang Terbangun Di Kawasan Pesisr
Kota Kupan. Tesis
Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (1998) Penyusunan Kebijakan Pengelolaan
Wilayah Pesisir. Laporan Akhir. Bogor.
Fedra, K and Feoli, E (1998) GIS technology and spatial analysis in coastal zone management.
Published in: EEZ Technology, Ed. 3, pp171 -179
Kemp, R., Parto, S. and Gibson, R.B. (2005) Governance for sustainable development: moving
from theory to practice. , International Journal Sustainable Development, Vol. 8. pp. 12 -30
Schroeder, A (2002) Rio to Jo'burg and Beyond The World Summit on Sustainable Development.
The South African Institute of International Affairs.ISBN: 1-919810-52-8. SAIIA Report No.
Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka (2010). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo
Kusnadi, M.A., (2003) Akar Kemiskinan Nelayan. LKiS Yogyakarta
Profil Kabupaten Sidoarjo (2010). Laporan
Sarda, R, Avila, C and Mora, J (2005) A methodological approach to be used in integrated coastal
zone management processes: the case of the Catalan Coast (Catalonia, Spa in). Journal
Estuarine, Coastal and Shelf Science 62, 427–439
Supriharyono (2007) Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut
Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Soetomo dan Sugiono (2005) Sistem Pembangunan Hunian Masyarakat di Wilayah Pesisir.
Workshop dan Pelatihan pembangunan Wilayah Pesisir berkelanjutan di kabupaten Aceh
besar.
Syarief. E (2001) Pembangunan Kelautan Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Majalah PP Edisi-25
Sugiyono, R. 2008. Statistik a untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
UU Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
UU Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisirdan Pulau-Pulau
Kecil