REMOVAL KADAR BESI (Fe) DALAM AIR BERSIH SECARA SPRAY AERATOR DISERTAI PEMBUBUHAN KAPORIT
Abstract views: 1148DOI:
https://doi.org/10.36456/waktu.v8i2.891Keywords:
Air Tanah, Kadar Besi, Aerasi, Spray Aerator,Klorin, KaporitAbstract
Berbagai sumber air bersih yang dipergunakan masyarakat sebagai sumber air bersih
diantaranya adalah air tanah dangkal. Untuk di daerah perdesaan umumnya untuk memperoleh
air dibuatlah sumur gali karena cara pembuatannya mudah dan dengan biaya yang relatif murah.
Salah satu syarat air bersih yang berkualitas adalah kandungan kadar besi (Fe) yang ada dalam
air bersih adalah 1 mg/liter. Untuk air bersih dengan kadar besi (Fe) 4,045 mg/liter dapat
diremoval dengan aerasi secara spray aerator dengan pembubuhan kaporit.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa penurunan kadar besi (Fe) yang
terkandung dalam air sampel dengan penambahan kaporit sebelum dan sesudah dilakukan aerasi
secara sprayer aerator dan Apakah ada perbedaan penurunan kadar besi (Fe) dalam air bersih
antara tahap pertama (nozel berdiamer 1,2 mm dan 1,5 mm dengan dosis kaporit masing - masing
5 mg/ liter) dan tahap kedua (nozel diamter 1,2 mm dan 1,5 mm, dengan kaporit 10 mg/liter).
Tujuannya adalah Untuk mengetahui kadar besi (Fe) yang terkandung dalam air bersih sampel
dengan penambahan kaporit sebelum dan sesudah aerasi secara spray aerator. Menganalisis
aplikasi penambahan kaporit yang digunakan untuk meremoval kadar besi (Fe) secara sparay
aerator. Apakah ada perbedaan penurunan kadar besi (Fe) antara nozel berdiamer 1,2 mm
dengan dosis kaporit masing-masing 5 mg/ liter, dan 10 mg/liter dengan nozel berdiameter 1,5
mm dengan dosis kaporit masing -masing 5 mg/ liter dan 10 mg/liter. Manfaatnya adalah
Memberikan informasi bagi kalangan akademis, dan penelitian lanjutan dikemudian hari mengenai
efektifitas spray aerator setelah diberi perlakuan berupa pembubuhan kaporit. Sebagai
sumbangan pemikiran tentang pentingnya pengolahan air bersih dengan kadar besi (Fe) yang
cukup tinggi. Mendapatkan alternatif teknologi pengolahan air bersih yang diharapkan dapat
diterapkan untuk mengatasi kadar besi (Fe) yang ada dalam air tanah.
Hasil yang di peroleh dalapm penelitian ini adalah kadar besi (Fe) air bersih sebelum
dilakukan removal secara spray aerator mula – mula 4,045 mg/liter, dan untuk sampel tahap
pertama dengan pembubuhan kaporit 5 mg/liter, menunjukan angka 3,190 mg/liter Sedangkan
setelah dilakukan aerasi secara spray aerator melalui nozel Ø 1,2 mm mampu meremoval kadar
besi (Fe) dalam air rata-rata 1,3970 mg/liter, dan melalui nozel Ø 1,5 mm rata-rata 1,1426 mg/liter.
Untuk removal kadar besi (Fe) tahap ke dua dengan nozel 1,2 mm kaporit 10 mg/liter rata-rata
1,210 mg/liter, dengan nozel 1,5 mm rata – rata 1,1982 mg/liter dan adanya perbedaan penurunan
kadar besi (Fe) air bersih yang signifikan setelah dilakukan aerasi secara spary aerator tahap
pertama dan kedua Yaitu : a). Kadar besi (Fe) air bersih sebelum dilakukan perlakuan sebesar
4,045 mg/liter. b). Kadar besi (Fe) air bersih tahap pertama dengan pembubuhan kaporit 5 mg/liter
sebelum diaerasi sebesar 3,0190 mg/liter, setelah dilakukan aerasi menggunakan nozel diameter
1,2 mm rata – rata 1,3970 mg/liter dan diameter nozel 1,5 mm rata-rata 1,1426 mg/liter. c). Kadar
besi (Fe) air bersih tahap kedua setelah pembubuhan kaporit 10 mg/liter sebelum diaerasi sebesar
3,494 mg/liter, setelah dilakukan aerasi menggunakan nozel diameter 1,2 mm rata-rata 1,2102
mg/liter, dan nozel diameter 1,5 mm rata – rata 1,1982 mg/liter.
Downloads
References
Alaerts,G dan Sumestri,S, 1984, Metode Penelitian Air, Penerbit Usaha Nasional Surabaya.
Azrul Azwar,1983 Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan,cetakan ketiga, Penerbit Mutiara
Jakarata.
Andayani,W dan Lindu M, Desinfeksi Air,Majalah Air Minum, N0.83/tahun XXJanuari 1999,
Jakarta.
Anonim, 2002, Draft Peraturan Teknik “Proses desinfeksiâ€Perpamsi Jakarta.
Anonim 1992, Chlor atau Kaporit Untuk Air Minum, PT. Inti Kaliasin.
Anton Dajan, 1983, Pengantar Metode Statistik, LP3ES.
Carlson, R.M and IL Caple. 1987 Organochemical Implications of Water Chlorination, Pp 6 :-75 in
ILL Jollry , ed Water Chlorination : Environmental Impact and Health Effects, Vol
Ann rbor Science Publisher, Inc, Ann Arbor, Mach-439 pp.
Depkes RI, Modul Pelatihan Perbaikan Kualitas Air, Jakarta, Depkes, 1992
Depkes RI, 1993 Petunjuk Pemeriksaan Airminum/ bersih, pusat laboratorium kesehatan Jakarta.
Djasio Sanropie, Ny. Sumini A.R, Margono, Sugihato, Slamet Purwanto, Bambang Ristanto, 1984
Penyediaan Air Bersih Proyek Pengembangan Pendidikan tenaga Sanitasi
Pusat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Dekes RI.
Kusnaedi, 1995. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum, Jakarta : Penebar
Swadaya.
Linsley R.K dan Franzini J. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta : Erlangga.
Riyadi S, 1984. Pencemaran Air Dasar dasar dan Pokok Penanggulangannya. Surabaya : Karya
Anda.
Said N.I. 1999. Kesehatan Masyarakat dan Teknologi Peningkatan Kualitas Air, Direktorat
Teknologi Lingkungan.
Sanropie D.et. al. 1984. Pedoman Studi Penyediaan Air Bersih, APK-TS Proyek Pengembangan
Pendidikan Teknologi dan Sanitasi Pusat.
Sularso, AD. 1998. Penurunan Kadar Fe dan Mn Air Sumur dengan Kombinasi Proses Aerasi dan
Saringan Pasir Cepat Perumnas II Tanggerang Jawa Barat. (Skripsi).
Yogyakarta : STTI YLH.
Sutrisno dan Suciastuti. 1987, Teknologi Penyediaan Air Bersih, Jakarta : Rineka Cipta.
Slamet Agus dan Masduqi Ali,2000 Satuan Proses Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Tjokrokusumo. 1995. Pengantar Konsep Teknologi Bersih Khusus Pengelolaan dan Pengolahan
Air. Yogyakarta : STTL YLH.
Hartono. 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Belajar.